REMAJA BERLEBIHAN MENGGUNAKAN GADGET, INI DAMPAKNYA!.

  Oleh : Inda Yani Sitanggang, S.Psi. 

Guru Bimbingan dan Konseling

SMP Kristen Kalam Kudus Selatpanjang.

RibakNews.com (Meranti) –KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika menyatakan, penggunaan internet di Indonesia sangat tinggi. Hal itu didorong  oleh tarif internet yang murah, dan banyaknya jumlah pengguna smartphone yang mencapai 167 juta orang atau 89% dari total penduduk Indonesia. (Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/389057/kemenkominfo-89-penduduk-indonesia-gunakan-smartphone). Smartphone sudah menjadi barang yang dibutuhkan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Aplikasi dan fitur-fitur yang disediakan di smartphone sangat membantu dan memudahkan masyarakat di dalam melakukan berbagai aktivitas. Bagi kaum pelajar tentunya sangat bermanfaat di dalam kegiatan belajar apalagi di masa pandemic covid-19 beberapa tahun lalu dimana pembelajaran dilakukan secara Daring. Selain itu, banyak sekali kemudahan yang kita dapatkan melalui aplikasi smartphone seperti Lazada, Shopee, dan BukaLapak dimana kita bisa melakukan pembelian barang secara online tanpa harus pergi keluar rumah dan kita pun dapat menggunakan aplikasi-aplikasi berjualan secara online untuk menambah penghasilan kita.

Ketika kita menggunakan smartphone dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan kita tentunya akan membawa dampak yang positif. Akan tetapi, ketika kita menggunakan smartphone secara berlebihan dan tidak terkontrol tentunya akan berdampak tidak baik terhadap diri kita.

Berikut beberapa dampak negatif penggunaan smartphone secara berlebihan:

1. Tidak fokus saat belajar

Smartphone dapat mengalihkan perhatian siswa saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Terkadang perhatian mereka teralihkan karena mengecek pesan Whatsapp yang masuk, bermain games, atau hanya sekedar mengecek notifikasi di media sosial. Tidak jarang siswa melewatkan beberapa pelajaran yang diberikan karena terlalu sibuk dengan smartphone mereka.

2. Dapat menyebabkan kecanduan

Smartphone dapat membuat siswa kecanduan dan tidak bisa lepas dari smartphone mereka. Smartphone menjadi hal pertama yang mereka cari dan ini mengakibatkan mereka mengalami nomophobia, yaitu ketakutan yang muncul karena seseorang harus berpisah dengan smartphone mereka. Ketakutan-ketakutan tersebut muncul karena sifat ketergantungan yang dirasakan oleh para siswa. Kecemasan-kecemasan muncul jika mereka kehilangan smartphone, kehabisan baterai atau tidak ada sinyal yang berdampak terhadap proses belajar.

3. Kurangnya interaksi sosial di kehidupan nyata

Dengan munculnya banyak media sosial, membuat siswa lebih senang menuangkan isi hati dan permasalahan yang mereka alami melalui status di media sosial. Selain itu, mereka pun lebih senang melakukan komunikasi melalui media sosial misalnya dengan berkirim pesan suara, pesan bergambar, maupun pesan teks. Hal ini menyebabkan interaksi sosial di kehidupan nyata mereka menjadi berkurang. Mereka lebih asik berinteraksi melalui media sosial yang tidak jarang berakibat mengganggu hubungan dengan teman, keluarga dan juga mengganggu prestasi akademik karena lebih fokus bermain dengan smartphone mereka.

4. Prestasi akademik menurun

Penggunaan smartphone secara tidak tepat dapat menyebabkan prestasi akademik menurun. Salah satu penyebabnya karena mereka tidak dapat mengingat atau menangkap informasi yang diberikan saat proses belajar mengajar karena teralihkan perhatiannya oleh smartphone mereka.

5. Membuat kurang berempati dengan lingkungan sekitar

Untuk orang-orang yang sudah kecanduan dengan smartphone, akan cenderung lebih cuek dan kurang berempati dengan apa yang terjadi dengan sekitar mereka karena sudah asyik dengan smartphone mereka. Misalnya, di saat ada acara pertemuan dengan keluarga atau teman-teman, tidak sedikit yang malah asik menunduk dan bermain smartphone ketimbang saling bertukar kabar dan bercerita dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka.

6. Meningkatkan level kecemasan dan depresi

Media sosial menjadi media berbagi dan biasanya orang-orang membagikan cerita mereka di sana, mulai dari foto berlibur, kuliner, berita-berita bahagia lainnya. Hal ini dapat meningkatkan level kecemasan dan depresi bagi orang lain yang tidak memiliki kesempatan untuk merasakan kebahagiaan seperti yang dibagikan oleh teman-temannya melalui media sosial.

Dalam penelitian berjudul Social Media Use and Adolescent Mental Health: Findings From the UK Millennium Cohort Study yang dikutip dari sciencedirect.com, disebutkan jika 50% perempuan lebih beresiko mengalami depresi dalam penggunaan media sosial jika dibandingkan dengan laki-laki yang berada di angka 35%.

Mengapa angka gejala depresi lebih tinggi pada anak perempuan ketimbang laki-laki? Karena di usia pubertas, anak perempuan cenderung lebih sensitif dan lebih memperhatikan penampilan fisik. Tidak jarang mereka akan membandingkan tampilan fisik orang lain yang mereka lihat di media sosial dengan diri mereka dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat stess mereka. Pelecehan online, cyber bullying di media sosial juga bisa meningkatkan level kecemasan murid-murid dan dapat membuat mereka stress dan depresi.

7. Risiko penyalahgunaan smartphone

Begitu mudahnya mengakses internet melalui smartphone jika disalahgunakan untuk mengakses situs-situs yang tidak seharusnya diakses oleh para pelajar. Misalnya: digunakan untuk mengakses pornografi dan tidak sedikit kasus pelajar yang melakukan perbuatan tidak senonoh akibat kecanduan pornografi yang dapat diakses dengan mudah melalui smartphone mereka.

8. Mengganggu kesehatan

Penggunaan smartphone secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan penggunanya. Misalnya terganggunya kesehatan mata mereka atau kurangnya waktu tidur mereka karena menggunakan smartphone sampai larut malam. Hal ini berpengaruh kepada tingkat konsentrasi murid-murid dalam belajar dan dapat membuat prestasi akademik mereka menurun.

9. Mengurangi daya tangkap otak dan daya ingat

Smartphone dapat mengakibatkan daya tangkap otak dan daya ingat pelajar menurun. Hal ini disebabkan karena mereka cenderung mengandalkan smartphone untuk melakukan berbagai hal seperti merekam percakapan, menggunakan mesin pencari untuk setiap apa pun yang tidak mereka tahu. Otak tidak dilatih untuk berpikir jika mengandalkan smartphone secara terus menerus dalam proses belajar mereka dan tidak jarang hal ini menyebabkan daya tangkap mereka berkurang.

10. Tindakan kecurangan

Mudahnya menggunakan smartphone, bisa membuka kesempatan bagi murid-murid untuk melakukan tindakan kecurangan saat ujian, baik mencontek dengan mengakses internet atau berbagi jawaban dengan teman melalui media komunikasi. Tindakan mencontek bisa terjadi karena murid-murid yang malas belajar akibat terlalu asik bermain dengan smartphone mereka dan membuat mereka malas untuk belajar.

Melalui penjelasan di atas, sebenarnya ada banyak dampak positif dan negatif penggunaan smartphone dalam dunia pendidikan. Sebaiknya sebagai pengguna smartphone, kita harus lebih bijak dalam menggunakannya, terutama bagi para pelajar sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari penggunaan smartphone. Sebagai orang tua, ada baiknya mengawasi dan memberikan bimbingan pada anak dalam menggunakan smartphone. Salam sehat selalu dan semoga bermanfaat!.

(Redaksi).